Dua bibit siklon tropis tumbuh di Samudra Hindia, dan saat ini dalam proses menghimpun energi dengan menarik
massa uap air dari berbagai daerah. Kedua bibit siklon tersebut berada
di selatan Nusa Tenggara Barat dan Teluk Carpentaria, Australia.
Keberadaan siklon tropis tersebut bisa berdampak langsung bagi cuaca di NTT dan sekitarnya. “Ekor badai selalu dikhawatirkan memberi dampak hujan ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia,” kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo, Selasa (24/1/2012) di Jakarta.
Tahun
2001 dan 2003, siklon tropis di Samudra Hindia berdampak angin kencang,
hujan lebat, dan gelombang tinggi di perairan wilayah NTT. Bahkan,
dilaporkan ada korban meninggal dunia
akibat amukan ekor badai tersebut. Ekor badai berkekuatan tinggi bisa
mendatangkan hujan lebat di Jakarta. Sejauh ini, kondisi awan yang
berpotensi menimbulkan hujan di Jakarta masih bersih.
“Proses
pembentukan kedua bibit siklon tropis masih dipantau. Bibit siklon yang
berada di Teluk Carpentaria lebih memiliki peluang menjadi siklon
tropis terlebih dahulu,” kata Mulyono.
Waktu
kejadian siklon tropis memang belum bisa diprediksikan. Namun, lokasi
tersebut memang pusat tumbuhnya siklon tropis di belahan bumi selatan.
Seruak dingin
Kepala
Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian mengatakan,
saat ini juga masih terus dipantau, pergerakan seruak dingin (cold
surge) dari belahan bumi utara yang dapat meningkatkan intensitas curah
hujan di Indonesia. Salah satu indikatornya, pantauan terhadap kejadian
badai salju di wilayah Hongkong.
“Jika
badai salju terjadi di Hongkong, dalam tiga hari hingga sepekan bisa
berdampak bagi wilayah Indonesia, termasuk Jakarta. Badai di sana akan
meningkatkan kondensasi dan berakibat hujan lebat di Jakarta,” kata
Edvin.
Kejadian bersamaan antara
seruak dingin, siklon tropis di Samudra Hindia, dan puncak pasang air
laut biasanya menimbulkan banjir besar di Jakarta dan sekitarnya.
Kawasan pantai utara Jawa pun bisa turut terdampak.
Menurut
Kepala Subbidang Cuaca Ekstrem BMKG Kukuh Ribudiyanto, puncak pasang
air laut tertinggi berpotensi terjadi pada 2-6 Februari mendatang.
Pertumbuhan bibit siklon tropis di Samudra Hindia sangat menentukan
kejadian bencana banjir besar di Jakarta yang dipahami awam sebagai
siklus lima tahunan setelah tahun 2002 dan 2007.
Rating peringkat pada Google dalam artikel yang berjudul Penyebab Angin Kencang di Wilayah Indonesia
9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Terima kasih anda telah membaca dan melihat foto video cerita artikel tentang Penyebab Angin Kencang di Wilayah Indonesia , Jika posting berjudul Penyebab Angin Kencang di Wilayah Indonesia merupakan artikel bermanfaat silahkan share atau berikan tanggapan anda pada kotak komentar di bawah. Sekali lagi terima kasih atas kesediaan anda membaca Penyebab Angin Kencang di Wilayah Indonesia.
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment